Kamis, 23 Mei 2013

Batuan piroklastik


BATUAN PIROKLASTIK



Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik bertekstu klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan erupsi gunungapi. Material penyusun tersebut terendapkan dan terbatukan / terkonsolidasikan sebelum mengalami transportasi (reworked) oleh air atau es (Williams, 1982).

KOMPONEN PENYUSUN BATUAN PIROKLASTIK

Menurut Fisher, 1984 dan Williams, 1982 :

A. Kelompok Material Esensial (juvenil)

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah material langsung dari magma yang diletuskan baik yang tadinya berupa padatan atau cairan serta buih magma. Massa yang tadinya berupa padatan akan menjadi blok piroklastik, massa cairan akan segera membeku selama diletuskan dan cenderung membentuk bom piroklastik dan buih magma akan menjadi batuan yang porous dan sangat ringan, dikcnal dcngan batuapung.

B. Kelompok material Asesori (Cognate)

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah biia materialnya berasal dari endapan letusan sebelumnya dari gunungapi yang sama atau tubuh volkanik yang lebih tua.

C. Kelompok Asidental (bahan asing)

Yang dimaksud dengan material asidental adalah material hamburan dari batuan dasar yang lebih tua di bawah gunung api tersebut, terutama adalah batuan dinding di sekitar leher volkanik. Batuannya dapat berupa batuan beku,endapan maupun batuan ubahan.


Erupsi gunungapi yang eksplosif menghasilkan tiga macam endapan piroklastik, yaitu:
1.       piroklastik jatuhan (fall),
2.       piroklastik aliran (flow), dan
3.       piroklastik surge.
Mekanisme erupsi eksplosif yang terjadi disebabkan oleh erupsi magmatis, preato magmatis, dan preatik. Piroklastik jatuhan mempunyai ketebalan endapan yang sama, sementara piroklastik aliran akan menebal pada cekungan dan piroklasktik surge adalah gabungan keduanya.
                                             

                                                       
(Gambar hubungan geometri endapan piroklastik (Wright, Smith dan Self, 1980))

1. Piroklastik Jatuhan (Fall)
Endapan jatuhan piroklastik terjadi akibat letusan gunungapi yang eksplosif. Pada erupsi preatik, abu gunungapi tidak sebanyak pada erupsi magmatis. Ketebalan endapan piroklastik jatuhan relatif seragam dengan pemilahan yang baik, akibat proses fraksinasi oleh angin saat pengendapannya.
2. Piroklastik aliran (flow)
Endapan piroklastik ini terjadi ketika abu panas, fragmen batuan dan gas yang bergerak ke bawah dari pusat erupsi eksplosif sebagai longsoran berkecepatan tinggi ketika ada bagian kubah lereng gunungapi yang roboh, sehingga menghasilkan suatu aliran piroklastik dengan suhu tinggi (sekitar 8000) dan kecepatan 65-100 km/jam. Aliran piroklastik umumnya terdiri dari 3 jenis utama, yaitu: endapan aliran bongkah dan abu, endapan aliran scoria dan endapan aliran batuapung atau ignimbrite (welded tuff).
                                    
(Gambar mekanisme terjadinya aliran piroklastik (modifikasi dari Cas dan Wright, 1988)
3. Piroklastik Surge
Endapan piroklastik surge umumnya terjadi akibat dari suatu letusan gunungapi, yang temudian teralirkan (mekanisme gabungan antara jatuhan piroklastik dan aliran piroklastik). Endapan ini berasosiasi dengan erupsi preatomagmatik dan preatik, aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik. Endapan ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu base surge, graund surge dan ash clound surge.
(Gambar skema pengendapan piroklastik (Walker,1983))


(Gambar struktur endapan piroklastik (Fischer dan Schminke, 1984))
Sumber : Catatan Kuliah Vulkanologi dan Geothermal (Dr. Prihadi S.A.)
             (buku panduan praktikum petrologi Prodi. Teknik Geologi, UPN "Veteran" Yogyakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar